Joao Pedro Kritik Emosi PSG Usai Kalah dari Chelsea di Final Piala Dunia Antarklub 2025
klasemenpialadunia.com – Joao Pedro Sindir Paris Saint-Germain usai kekalahan mereka dari Chelsea di Final Piala Dunia Antarklub 2025 yang berlangsung di Stadion MetLife, East Rutherford, New Jersey, Amerika Serikat. Dalam laga penuh gengsi itu, Chelsea tampil dominan sejak awal dan mengunci kemenangan meyakinkan 3-0. Sorotan besar bukan hanya pada performa gemilang Cole Palmer dan Joao Pedro, tetapi juga pada sindiran tajam Pedro terhadap PSG yang dinilai gagal mengendalikan emosi setelah pertandingan berakhir.
Chelsea Hancurkan PSG di Babak Pertama
Laga dimulai dengan intensitas tinggi. Namun, Chelsea langsung menunjukkan superioritasnya. Cole Palmer membuka skor di menit ke-22 dengan tendangan melengkung dari luar kotak penalti yang tak mampu dijangkau Gianluigi Donnarumma. Hanya delapan menit berselang, Palmer mencetak gol keduanya di menit ke-30 lewat penyelesaian dingin setelah menerima umpan terobosan dari Enzo Fernández.
Puncaknya terjadi di penghujung babak pertama. Joao Pedro mencetak gol ketiga Chelsea di menit ke-43, menerima umpan silang mendatar dari Palmer dan menyambarnya langsung ke gawang PSG. Gol ini mengunci keunggulan Chelsea 3-0 sebelum turun minum dan praktis membunuh mental lawan.
Joao Pedro: “Kalau Tak Siap Kalah, Jangan Main di Final”
Dalam wawancara usai laga, Joao Pedro sindir dan kritik keras terhadap PSG yang menunjukkan reaksi emosional berlebihan setelah kekalahan. “Ini final dunia, tempat di mana hanya tim dengan kepala dingin yang bisa bertahan. Kalau tak siap kalah, jangan main di sini,” tegas Pedro.
Ia juga memuji performa Chelsea, terutama koleganya, Cole Palmer, yang mencatatkan dua gol dan satu assist. “Palmer luar biasa malam ini. Kami bekerja keras bersama dan hasilnya terlihat,” tambahnya.
Komentarnya langsung memicu debat panas di media sosial. Banyak yang memuji keberanian Pedro dalam menyuarakan pentingnya profesionalisme, apalagi dalam ajang besar sekelas Piala Dunia Antarklub.
PSG Gagal Kendalikan Emosi di Laga Akbar
Setelah peluit panjang dibunyikan, beberapa pemain PSG tampak tak mampu menerima hasil akhir. Achraf Hakimi terlihat memprotes keras keputusan wasit. Presnel Kimpembe meluapkan frustrasi dengan menendang papan iklan, sementara sebagian pemain lainnya langsung menuju ruang ganti tanpa mengikuti upacara medali perak.
Pelatih Luis Enrique membela anak asuhnya dengan mengatakan bahwa “emosi adalah bagian dari permainan,” namun juga mengakui bahwa kekalahan telak ini harus dijadikan bahan evaluasi mendalam.
Chelsea Rayakan Gelar dengan Profesional
Sementara PSG larut dalam emosi, Chelsea merayakan gelar dengan elegan. Para pemain, staf pelatih, dan ofisial tampak saling berpelukan, menyanyikan yel-yel klub, dan mengangkat trofi Piala Dunia Antarklub di hadapan ribuan fans yang memadati Stadion MetLife.
Cole Palmer dinobatkan sebagai pemain terbaik pertandingan, sedangkan Joao Pedro mencatatkan diri sebagai top skorer Chelsea di turnamen dengan 4 gol sepanjang kompetisi. Kombinasi keduanya dianggap sebagai senjata rahasia The Blues musim ini.
Media Dunia Ramai Bahas Emosi PSG dan Joao Pedro Sindir PSG
Media-media top Eropa dan dunia seperti BBC Sport, The Guardian, dan L’Équipe menyoroti dua hal dari final ini: performa klinis Chelsea, dan emosi PSG yang tidak terkendali.
Sindiran Joao Pedro terhadap PSG pun menjadi tajuk utama di banyak portal olahraga. Marca menulis, “Pedro pukul PSG bukan hanya dengan gol, tapi juga dengan mental.”
Cole Palmer & Joao Pedro: Duet Maut yang Bikin Takjub
Pertandingan ini mengukuhkan duet Palmer dan Pedro sebagai kombinasi berbahaya Chelsea musim ini. Dua gol Palmer, ditambah satu assist brilian untuk gol Pedro, menunjukkan bahwa chemistry keduanya kian solid.
“Kami saling percaya di lapangan. Saat saya lari, saya tahu Palmer akan menemukan saya,” ujar Joao Pedro soal gol menit ke-43 yang berasal dari assist Palmer.
Pelatih Chelsea, Enzo Maresca, memuji performa mereka. “Mereka bermain seperti sudah bersama selama lima musim. Visi dan eksekusi mereka sangat presisi,” ucapnya.
PSG Harus Evaluasi Mentalitas, Bukan Hanya Taktik
Kekalahan dari Chelsea ini mempertegas satu kelemahan PSG yang selama ini belum terselesaikan: mentalitas di pertandingan besar. Meski memiliki pemain papan atas, PSG kembali tumbang di momen krusial.
Sindiran Joao Pedro terhadap emosi PSG membuka ruang refleksi. Untuk menjadi tim juara sejati, PSG harus lebih dari sekadar skuad bertabur bintang. Mereka harus bisa menerima hasil — baik menang maupun kalah — dengan kepala tegak.
Kesimpulan: Chelsea Dominan, PSG Tersandung Emosi dan Kritik
Chelsea tampil sempurna di final Piala Dunia Antarklub 2025 dengan kemenangan 3-0 atas PSG, berkat Cole Palmer (menit 22’, 30’) dan Joao Pedro (menit 43’). Palmer menjadi man of the match dengan 2 gol dan 1 assist, sementara Pedro menambah luka PSG dengan gol penutup dan sindiran tajam seusai laga.
Kemenangan ini bukan hanya soal skor, tapi juga soal mental dan sikap profesionalisme, dua hal yang justru gagal ditunjukkan PSG. Jika PSG ingin menjadi juara sejati di masa depan, mereka harus mulai dari satu hal paling sederhana: mengendalikan emosi.